Jokowi Ungkap Kenaikan BBM Subsidi Masih Dihitung

- 3 September 2022, 06:49 WIB
Ilustrasi Bahan Bakar Minyak
Ilustrasi Bahan Bakar Minyak /pikiran rakyat

KABAR KEI - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih dihitung dengan hati-hati.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden RI, Jokowi.

BBM bersubsidi yaitu Pertalite dan Solar masih dihitung secara hati-hati untuk memastikan kenaikan tersebut dapat diterima.

Baca Juga: Perkedel Jagung Resep dan Car Buatnya, Simak yuk

Disclaimer dari Pikiran-Rakyat.com tentang "Harga Jual Eceran BBM Dinilai Tak Seimbang dengan Harga Sebenarnya, Jokowi: Semuanya Masih Proses Dihitung",

“BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati,” kata Jokowi yang dikutip dari Antara.

Pada tahun 2022 ini, anggaran subsidi untuk BBM dan LPG telah mencapai Rp149,4 triliun, sedangkan untuk subsidi listrik telah mencapai Rp59,6 triliun.

Kemudian, jumlah kompensasi untuk BBM sudah mencapai Rp252,5 triliun, serta kompensasi untuk listrik telah mencapai Rp41 triliun.

Baca Juga: Rekomendasi Menu Makanan Yang Cocok Untuk Anda, Pepes Tahu, Cocok Untuk Anda Nikmati Bersama Keluarga!

Dengan demikian, total anggaran untuk subsidi serta jumlah kompensasi telah mencapai Rp502,4 triliun.

Total tersebut berpotensi akan membengkak hingga Rp698 triliun atau naik sekitar Rp195,6 triliun apabila konsumsi terus meningkat.

Hal itu dikarenakan Harga Jual Eceran (HJE) BBM bersubsidi jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual yang seharusnya atau keekonomiannya.

Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa HJE solar yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero) dengan seizin pemerintah sebesar Rp5.150 per liter.

Baca Juga: Rekomendasi Makanan Berbahan Dasar Tahu, Simak yuk Inilah Pepes Tahu, Cocok Untuk Anda!

Sedangkan, harga jual yang seharusnya atau keekonomiannya sudah mencapai Rp13.950 per liter.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa HJE untuk pertalite yang ditetapkan adalah sebesar Rp7.650, padahal harga keekonomiannya sudah mencapai Rp14.450 per liter.

Dengan demikian, itu berarti pemerintah telah memberikan subsidi yang mencapai Rp6.800 untuk setiap liter bahan bakar jenis pertalite tersebut.

Di samping itu, kuota BBM bersubsidi untuk jenis solar dan pertalite yang ditargetkan dalam APBN tahun ini akan habis pada bulan Oktober 2022.

Kuota penyaluran solar bersubsidi dalam target APBN tahun 2022 ini adalah sebesar 15,10 juta kiloliter.

Menkeu mengatakan bahwa realisasi konsumsi solar pada Januari hingga Juli tahun 2022 ini sudah mencapai 9,88 juta kiloliter atau setara dengan 65 persen dari kuota.

Dengan demikian, Sri Mulyani memproyeksikan bahwa konsumsi solar akan mencapai 17,44 juta kiloliter atau setara dengan 115 persen dari kuota hingga akhir tahun 2022 ini.

Untuk kuota penyaluran pertalite bersubsidi dalam target APBN tahun 2022 ini adalah sebesar 23,05 juta kiloliter.

Kemudian, pada realisasi konsumsi pertalite pada bulan Januari hingga bulan Juli 2022 ini sudah mencapai 16,84 juta kiloliter atau sekitar 73 persen dari kuota.

Menkeu juga memproyeksikan konsumsi pertalite akan mencapai 29,07 juta kiloliter atau setara dengan 126 persen dari kuota sampai akhir tahun 2022 ini.*** (Fathya Nur Hasna/PIKIRAN RAKYAT)

Editor: Diana Tantaru

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x