China Makin Agresif, Pulau Dekat Natuna Makin Ingin Digarap Militernya, Sikap Indonesia?

3 Juni 2022, 10:14 WIB
Harta karun tersembunyi di Laut Natuna Utara jadi incaran China, apa sikap Indonesia /rfa.org

KABARKEI.COM - China kini semakin gencar merebut laut Natuna dari Indonesia karena sumberdaya alam lautnya.

Diketahui bahwa Perebutan sumberdaya Laut Natuna bermukai ketika diajukanua diklaim sepihak oleh China.

Sumberdaya alam natuna yang kaya bagaikan berlian tersebut kemudian membuat ZEE Indonesia yang sebelumnya mengorbankan laut Natuna Utara.

Baca Juga: Xiaomi Kembali Luncurkan Produk dengan Harga Murah Meriah, Simak yuk!

Sengketa yang terjadi di Laut Natuna Utara timbul akibat klaim sepihak yang diajukan oleh China.

Disclaimer artikel sebelumnya telah tayang dengan judul "Deretan Pulau Dekat Natuna Utara yang Siap Diserbu Militer China, Saudara Tua: Tetangga Indonesia Jadi Target".

Berbagai unsur China berkali-kali melanggar batas teritorial Indonesia di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Sering Duduk Berlama-lama, Ini Dampak Buruk Untuk Kesehatan, Simak Selengkapnya!

Kapal nelayan China kerap ketahuan melakukan pencurian ikan di Laut Natuna Utara.

Begitupun dengan kapal survei dan penjaga pantai China yang juga ikut menerobos ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara.

Kemunculan klaim sepihak China di Laut Natuna Utara ini menjadi sumber masalah khususnya di ASEAN.

Baca Juga: 5 Bahan Alami Yang Mampu Mengobati Malaria, Ada Kayu Manis, yuk Simak!

Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut kena dampak hadirnya klaim China di Laut Natuna Utara.

Hampir sebagian ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara ikut kena caplok klaim tunggal yang diajukan China.

China dengan lantang menganggap bila Laut Natuna Utara itu merupakan teritorial miliknya.

Baca Juga: Program Dinas Pemberdayaan Masyatakat dan Kampung Kabupaten teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Tahun 2022

Klaim tunggal yang diajukan China di Laut Natuna Utara nyatanya bukan omong kosong belaka.

China sangat serius untuk bisa menguasai Laut Natuna Utara.

Kehadiran kapal China di Laut Natuna Utara menurut media Malaysia itu sangat mengganggu.

Baca Juga: Istri MN Resmi Adukan TDW Secara Tertulis ke Polres Teluk Bintuni

Kemudian dengan jelas media Malaysia itu menerangkan bila adanya gangguan kapal China di Laut Natuna Utara itu ibarat sabotase ekonomi bagi Indonesia dan Malaysia.

“… gangguan dari kapal-kapal China ini bisa diartikan sebagai upaya sabotase ekonomi atau lebih tepatnya industri migas Malaysia dan Indonesia.” tulis Defence Security Asia.

“Jika gangguan terhadap kapal China ini terus berlanjut dan meningkat di masa depan, mungkin tidak ada lagi investor yang mau berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan.” tambahnya.

Baca Juga: Kantor Distrik Biscoop Kembali dipalang Untuk Kedua Kalinya Oleh Pemuda dan Masyarakat

Indonesia sendiri sudah dengan tegas menolak klaim Nine Dash Line China di Laut Natuna Utara yang menyasar ZEE Indonesia.

Indonesia meminta China untuk menghormati UNCLOS yang telah disepakati bersama.

Laporan setkab.go.id, telah menjelaskan bahwa sampai kapanpun Indonesia tak akan mengakui klaim sepihak CHina.

Baca Juga: RDP Terkait Hak Masyarakat Adat Bintuni, Lukas Iba: Kami Harap Aspirasi digubris, Jika Tidak, Ada Konsekuensi

“Ini hak berdaulat ya, hak berdaulat kita, sudah jelas, sudah sesuai dengan hukum internasional UNCLOS.

Kita hanya ingin RRT sebagai anggota dari UNCLOS itu untuk mematuhi apa yang ada di UNCLOS.

Jadi intinya itu seperti yang sudah kita sampaikan,” ujar Menlu Retno, dikutip dari setkab.go.id 6 Januari 2020.

Baca Juga: RDP Terkait Hak Masyarakat Adat Bintuni, Lukas Iba: Kami Harap Aspirasi digubris, Jika Tidak, Ada Konsekuensi

Ternyata China memang tak hanya bermasalah di Laut Natuna Utara.

China juga kedapatan tengah bersengketa kedaulatan dengan saudara tua Indonesia yakni Jepang.

Mengutip laporan Reuters ternyata China dan Jepang tengah konflik di Laut China Timur.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Sabtu bahwa dia kecewa dengan upaya China untuk mengembangkan wilayah di Laut China Timur, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak dapat diterima.

Baca Juga: Raja Famur Danar, Resmi Berikan Rekomendasi Khusus Cakades Defenitif Ohoiren Kepada Pitnong G. Rahayaan

Berbicara kepada wartawan di kota barat Kyoto, dia mengatakan bahwa pemerintah telah mengajukan pengaduan terhadap China melalui saluran diplomatik.

Kementerian luar negeri Jepang mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang mengkonfirmasi peningkatan upaya China untuk mengembangkan sumber daya alam di Laut China Timur, termasuk di daerah yang berada di barat titik tengah antara Jepang dan China.

Jepang dan China tengah berkonflik soal kedaulatan negara.

China dan Jepang bersengketa soal pulau-pulau kecil di Laut China Timur.

Baca Juga: Pelatih PSS Sleman Seto Nurdianto: Kedepan Akan Wis8w9qosi Pemain Baru Yang Siap Dibidik

“Salah satu sumber ketegangan yang bertahan lama antara ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia adalah sengketa pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur,

yang dikuasai Jepang tetapi juga diklaim Cina, dan perairan di sekitar mereka.” jelas Reuters.

Di sisi lain, saudara tua Indonesia itu juga membicarakan mengenai kemungkinan adanya pengerahan kekuatan militer di dekat Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Diperpanjang Masa Kontraknya, Kakang Rudianto Optimis Bersama Persib Bandung Raih Juara

Kolonel Aita Moriki dari Japan Air Self Defence Force (JASDF) menjelaskan bila China sengaja melakukan latihan dengan 16 pesawat tersebut untuk melakukan serangan lintas udara menggunakan pasukan penerjun payung.

"Dalam sebuah makalah berjudul 'Makna Sejati Pesawat Angkutan Terbang Angkatan Udara China Dekat Malaysia: Unit Lintas Udara dalam Proyeksi Kekuatan'

Aita mengatakan militer China sedang merencanakan operasi udara yang melibatkan serangan pasukan terjun payung di empat pulau yang belum dikuasainya di Laut China Selatan," ungkap Defence Security Asia.

Baca Juga: Pemain Muda Asal Papua, David Rumakiek Resmi Berseragam Persib Bandung

Serangan ini seperti yang dijelaskan di atas akan menarget empat sasaran.

Bahkan salah satu targetnya berdekatan dengan ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara.

Yakni pulau Layang-Layang milik Malaysia.

Operasi udara oleh tentara Tiongkok melibatkan penjatuhan parasutnya untuk menangkap landasan pacu yang ditemukan di pulau-pulau di Laut China Selatan yang terdiri dari Pulau Taiping (Taiwan), Pulau Layang-Layang (Ma(Tri Agung Gumelar/Zonajakarta.com).***

Editor: Mario Marlon

Tags

Terkini

Terpopuler