Atdikbud Canberra Akui Semangat Belajar Bahasa Indonesia di Australia.

4 November 2021, 14:20 WIB
Tangkapan layar Zoom Meeting Atdikbud KBRI Muhamad Najib bersama pihak Australia /Kemendikbud.go.id

KABAR KEI - Daya tarik Kelas Bahasa Indonesia di Australia tidak hanya terletak pada keindahan Bahasa Indonesia, tetapi juga pada para pengajar yang mampu meningkatkan motivasi belajar para peserta.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Muhammad Najib mengatakan, guru Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) harus berkeahlian mengajar bahasa, sekaligus dapat mengenalkan Budaya Indonesia.

“Karena budaya dapat menjadi pintu gerbang kertertarikan siswa untuk belajar bahasa,” ungkap Atdikbud Najib baru-baru ini dalam Acara Penutupan "Program Guru Bantu" periode ke-2 yang digelar daring dari Victoria, Australia.

Baca Juga: Lima Tersangka Dugaan Korupsi Senilai Rp86 miliar ditetapkan Kejati Maluku, Inisial MT diduga Sekda SBB.!

Pengiriman Guru Bantu seperti dimuat di kemendikbud.go.id merupakan program kerja sama antara Victoria Indonesian Language Teacher Association (VILTA) dengan beberapa universitas tanah air. Program tersebut bertujuan menyediakan Penutur Asli Bahasa Indonesia yang terampil.

“Sebanyak 20 orang guru bantu yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata, didistribusikan ke 15 sekolah di Victoria,” tutur Najib.

Menurut presiden VILTA Sylvia Wantania, guru bantu asal Indonesia tersebut bertugas membantu para guru dan dosen Bahasa Indonesia di Victoria, Australia, dalam menyampaikan program-program budaya, bahan pengajaran, dan membantu para siswa untuk berlatih percakapan secara daring.

Baca Juga: Warga Indonesia Jadi Juara Paling Lama Habiskan Waktu Main HP, Kalahkan Amerika Serikat dan China.

“Sebelum diberi penugasan, para calon guru bantu akan dipersiapkan dan dilatih secara intensif oleh VILTA untuk menyesuaikan kondisi pengajaran di Australia. Persiapan teresebut meliputi pelatihan guru, pengenalan kurikulum Australia dan pelatihan metode BIPA,” terang Sylvia.

Dalam kesempatan tersebut, Najib mengapresiasi inisiasi VILTA dalam memperkuat promosi Bahasa Indonesia di Victoria dan juga UNP yang telah bersedia mengirimkan mahasiswanya untuk membantu mengajar di sekolah-sekolah Australia.

“Program semacam ini perlu dikembangkan lebih luas lagi ke depannya,” imbuh Najib.

Baca Juga: Tukar Pikiran Dengan Joe Biden, Jokowi Singgung Berbagai Isu Penting.

Pengiriman Mahasiswa KKN ke Victoria, ditambahkan Najib, selain membantu mempromosikan bahasa dan budaya, tentunya juga bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa tanah air untuk memperoleh pengalaman internasional.

“Hal ini sesuai dengan spirit Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka,” terang Najib.

Keberadaan guru bantu di sekolah-sekolah Victoria, diakui Najib, dirasakan sangat bermanfaat baik oleh guru, siswa maupun orang tua. Sasha-Lee Lanyon, salah seorang Guru Bahasa Indonesia di Victoria, menyebutkan bahwa guru bantu memberi kesempatan siswa-siswanya untuk bicara langsung dengan penutur asli.

Baca Juga: Puisi; Surga Kei Untuk Semua, Mewakili Ungkapan Syukur Umat Kepada Sang Pencipta.

“Sehingga perkembangan kemahiran siswa saya menjadi lebih cepat,” terang Sasha-Lee. Guru lainnya, Julia Hall, mengungkapkan bahwa siswanya menjadi lebih percaya diri untuk bicara bahasa Indonesia setelah berinteraksi dengan guru bantu.

Selama ini, menurut Sylvia, jika diajar oleh guru dari Australia, siswa-siswa cenderung mau cepat, sehingga sering kali dikelas tetap menggunakan Bahasa Inggris dalam pengajaran.

“Dengan adanya guru bantu dari Indonesia yang adalah asli orang Indonesia, maka siswa-siswa ‘dipaksa’ bicara Bahasa Indonesia. Ini mempercepat kemampuan siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia,” ucap Sylvia.

Baca Juga: Tekan Lonjakan Kasus Covid-19 Usai Mudik, Pemerintah Tiadakan Cuti Bersama Natal 2021.

Guru Bahasa Indonesia, Hayley Whelan, juga berterima kasih atas kehadiran para Mahasiswa UNP yang berperan sebagai guru bantu.

“Semoga jika nanti perbatasan antar negara sudah dibuka, siswa-siswa saya bisa dikirim ke Indonesia untuk belajar Bahasa dan Budaya Indonesia,” ucap Hayley.

Merespon hal tersebut, Atdikbud Najib menyampaikan bahwa program pengiriman guru bantu yang berasal dari Mahasiswa Indonesia tingkat akhir yang sedang melaksanakan KKN, perlu diperluas ke daerah-daerah lain di Australia.***

Editor: Hendrik Emanel

Sumber: Kemendikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler