"Suhu ion ditampilkan dalam warna selama 24 detik, dicapai oleh Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR)," bunyi keterangan unggahan tersebut.
Menurut unggahan tersebut, spektroskopi pertukaran muatan, sinyal kumparan ECE, TS dan Mirnov diubah menjadi suara yang dapat didengar.
Sehingga seseorang dapat mendiagnosis plasma melalui suara.
Pusat matahari yang sebenarnya mencapai suhu sekitar 15 juta derajat celcius.
Proses penggabungan inti atom yang diamati pada bintang dengan pemanasan sendiri bahan dalam keadaan plasma dikenal sebagai fusi nuklir.
Penelitian, yang mencoba menduplikasi proses alami matahari, dianggap sebagai tonggak sejarah di bidang ini, kata NY Post lebih lanjut.
Pada akhir tahun, para peneliti Korea Selatan ingin mempertahankan suhu plasma lebih dari 100 juta derajat selama 50 detik dan pada tahun 2026, mereka berniat untuk mencapai suhu yang sama selama 300 detik.(Putri Ratnasari/Pikiran Rakyat).***
Artikel Rekomendasi