Jet Tempur Rafale, Bermanfaat Untuk Mempertahankan Kekuatan Militer Udara Indonesia

- 3 Juni 2022, 10:24 WIB
Rafale
Rafale /Dassault Aviation

KABARKEI.COM - Dibawah pimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, NKRI pada masa ini semakin terus menguatkan pertahanan baik di darat, laut dan udara

Salah satu usaha memperkuat ketahanan negara ini, dilakukan pada wilayah udara yang kian dimampukan.

Hal ini berdasarkan bahwa kendali wilayah udara sangat penting dan menjadi tonggak utama pertahanan militer suatu negara.

Baca Juga: China Makin Agresif, Pulau Dekat Natuna Makin Ingin Digarap Militernya, Sikap Indonesia?

Hal itu terjadi karena hampir setiap peperangan modern yang terjadi selalu menggunakan serangan udara sebagai garda terdepan atau sebagai pembuka perang.

Disclaimer artikel ini sebelumnya telah tayanv dengan judul "Bukti Valid Pembelian Jet Tempur Rafale Datangkan Kemujuran bagi Indonesia, TNI AU Rasakan Manfaat Signifikan," di Zonajakarta.com

Berbagai macam konflik di beberapa tahun belakang seperti yang terjadi di Kosovo, Afghanistan, Libya, Irak, Suriah, hingga Ukraina menjadi bukti nyata bahwa pertahanan udara begitu penting.

Baca Juga: Xiaomi Kembali Luncurkan Produk dengan Harga Murah Meriah, Simak yuk!

Kejadian paling membekas yakni 11 September yang juga memberikan gambaran besar.

Pada kejadian tersebut, dunia dikejutkan dengan serangan udara di Menara Kembar WTC yang hampir 3.000 orang.

Dilansir dari laman Dessault Aviation, peristiwa 11 September juga memberikan gambaran besar bahwa dalam masa damai adalah sangat penting untuk wilayah udara nasional.

Baca Juga: Sering Duduk Berlama-lama, Ini Dampak Buruk Untuk Kesehatan, Simak Selengkapnya!

Itulah yang kemudian menjadi latar belakang bagi Dessault Aviation yang bekerja sama dengan Angkatan Udara Prancis untuk membuat jet tempur Rafale.

Sebagai produsen jet tempur terandal, misi Dessault Aviation ternyata beriringan dengan kebutuhan Indonesia untuk melakukan penambahkan armada tempur udara utama.

Hal itu terjadi karena menurut data Global Firepower, kekuatan tempur udara Indonesia masih belum mencukupi.

Baca Juga: 5 Bahan Alami Yang Mampu Mengobati Malaria, Ada Kayu Manis, yuk Simak!

Untuk sampai pada kata 'sepakat' membeli Rafale, Indonesia ternyata mengalami berbagai lika-liku terlebih dahulu.

Awalnya Indonesia tertarik dengan jet tempur buatan Rusia (Sukhoi Su-287 dan Su-30), kemudian melirik F-16 Fighting Falcon buatan Amerika Serikat.

Namun akhirnya, pilihan jatuh ke Rafale buatan Prancis.

Baca Juga: Program Dinas Pemberdayaan Masyatakat dan Kampung Kabupaten teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Tahun 2022

Tidak tanggung-tanggung, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto, langsung menekan kontrak pembelian 42 unit pesawat tempur Rafale pada Februari 2022.

Kontrak itu tak pelak melahirkan pro dan kontra, tetapi tanda tangan sudah dilakukan.

Enam unit Rafale sudah siap dikirim kemudian menyusul 36 unit lainnya.

Baca Juga: Ampuh, Inilah 4 Makanan Alami Terbukti Atasi Sakit Kepala Menurut dr. Saddam Ismail, Ada Bayam!

Harga yang digelontorkan untuk Rafale pun tidak utama yakni mencapai Rp1,63 triliun per unit atau total Rp68,46 triliun secara keseluruhan.

Dibandingkan dengan jumlah anggaran Kementerian Pertahanan 2022, jumlah anggaran pembelian Rafale mencapai 51,13%.

Hampir setengah persen anggaran Kemenhan habis untuk membeli Rafale, lalu apakah kontrak ini benar-benar memberi manfaat bagi Indonesia dan TNI AU?

Baca Juga: Istri MN Resmi Adukan TDW Secara Tertulis ke Polres Teluk Bintuni

Kontrak Rafale Tingkatkan Kekuatan Alutsista Tempur Utama TNI AU
Kontrak Rafale yang sedang berlangsung dan bilamana pembeliaannya akan sesuai dengan rencana, maka kekuatan tempur utama TNI AU akan mengalami peningkatan yang drastis dari 461 unit menjadi 503 unit alutsista.

Presentase kekuatan alutsista tempur utama yang terdiri atas pesawat tempur, pesawat serangan khusus, dan helikopter tempur juga akan naik menjadi 24,05% atau sebesar 121 unit.

Jumlah itu menjadi bukti nyata telah terjadi peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan sebelum rencana pembeliaan pesawat tempur Rafale.

Baca Juga: Istri MN Resmi Adukan TDW Secara Tertulis ke Polres Teluk Bintuni

KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo pernah mengatakan, "Indonesia membutuhkan jenis tempur jet yang masuk kategori generasi 4,5 baik kelas berat maupun kelas menengah ."

Dari pernyataan tersebut, akhirnya dapat dijabarkan mengapa akhirnya Pemerintah Indonesia menjatuhkan pilihan kepada Rafale.

Dilansir dari Puskaji Anggaran, pertimbangannya ternyata didasarkan pada aspek teknis dan non-teknis.

Baca Juga: Kantor Distrik Biscoop Kembali dipalang Untuk Kedua Kalinya Oleh Pemuda dan Masyarakat

Secara non-teknis, memilih produk buatan Prancis lebih aman bagi Indonesia karena tidak akan mendapat sanksi AS yang dikenal dengan CAATSA.

CAATSA adalah sanksi yang diberikan untuk negara lain yang ingin berhubungan dengan Rusia termasuk dalam hal pembelian senjata.

Dengan pembelian Jet Tempur Rafale, Indonesia dan TNI AU langsung dapat menerima manfaat terhindar dari sanksi tersebut.

Baca Juga: Raja Famur Danar, Resmi Berikan Rekomendasi Khusus Cakades Defenitif Ohoiren Kepada Pitnong G. Rahayaan

Tidak hanya itu saja, kepastian alih teknologi jet tempur Rafale juga lebih terjamin.(Maharani Dewi/Zonajakarta).

Editor: Mario Marlon


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah