Buntut Aksi Masyarakat, BBM Disinyalkan Bakal Turun?

- 10 September 2022, 17:31 WIB
Ilustrasi penolakan kenaikan BBM
Ilustrasi penolakan kenaikan BBM /Instagram/@bangsamahasiswa/

KABAR KEI - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September lalu, menuai aksi protes dari masyarakat Indonesia.

Bahkan banyak aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat baik dari kalangan mahasiswa dan lainnya.

Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan sinyal mengenai harga Bahan Bakar Minyak kedepan.

Baca Juga: Renungan Harian Dari Uskup Diosis Amboina, Mgr Seno Ngutra Pr, Hati Adalah Pusat Kontrol Kata dan Tindakan!

Disclaimer dari Pikiran-Rakyat.com tentang "Rakyat Bergejolak, Menteri ESDM Beri Sinyal Harga BBM Turun: Insya Allah",

Menurut Arifin Tasrif Menteri ESDM, kemungkinan penurunan harga BBM akan melihat situasi pergerakan harga minyak di tingkat global.

“Nanti kita lihat, kalau harga minyak membaik Insya Allah (turun),” katanya di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta pada Jumat, 9 September 2022.

Untuk sementara, Arifin Tasrif mengimbau masyarakat untuk beradaptasi dengan kenaikan BBM yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Banjir Cuan, Simak Resep dan Cara Membuat Olaha Pisang Goreng Isi!

Arifin Tasrif meminta agar masyarakat lebih bijaksana dalam menggunakan dan mengonsumsi energi dengan cara berhemat.

“Tolong semua masyarakat coba bisa tidak kita coba dengan kesadaran menghemat. Yang biasanya keluar bensin tiga liter bisa tidak dua liter saja. Ya mengurangi menghirup udara polusi CO2,” ujarnya.

Arifin Tasrif pun menjelaskan alasan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi beberapa waktu yang lalu.

Dikatakan Arifin Tasrif, alasan pemerintah adalah melihat harga Indonesia Crude Price (ICP) di tingkat global mengalami kenaikan, sementara konsumsi masyarakat juga meningkat.

Baca Juga: Asam pedas Ikan Bawal Khas Bangka, Simak Resep dan Cara Memasaknya Bunda!

Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp502,4 triliun untuk subsidi BBM dengan catatan volume konsumsi untuk Solar adalah 15 juta kiloliter dan Pertalite 23 juta kiloliter.

Akan tetapi, konsumsi masyarakat semakin meningkat sehingga catatan diatas meleset yakni konsumsi Solar menjadi 17 juta kiloliter dan Pertalite 29 juta kiloliter.

Dengan melihat ICP yang naik, pemerintah pun memutuskan menaikan harga BBM mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah terbebani sangat berat jika harus menambah alokasi subsidi energi dari Rp502,4 triliun menjadi Rp700 triliun.

“Itu bisa tembus Rp700 triliun (subsidi dari pemerintah),” kata Arifin Tasrif, dikutip dari Antara.

Adapun upaya untuk mengurangi konsumsi dengan pembatasan pembelian BBM bersubsidi, Arifin Tasrif masih enggan memberi kepastian.

“Sekarang kan sedang dibahas karena ada beberapa opsi. Kan pertimbangannya dalam, kita juga mengidentifikasi harus teliti,” ujarnya.*** (Asahat Edi Rediko PS/PIKIRAN RAKYAT)

Editor: Diana Tantaru

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah