“Bukan tidak mungkin akibat naiknya harga BBM, kenaikan biaya produksi tarif angkutan dan harga sandang pangan pun juga ikut naik, begitu juga akan memicu inflasi," katanya, seperti dikutip dari Antara, Minggu.
Kini, Adhitya melanjutkan, pemerintah harus terus menjelaskan alasan-alasan kenaikan tersebut, sehingga gejolak di masyarakat bisa dikendalikan.
Hal ini menyusul tekanan bagi APBN yang juga tidak bisa dihindarkan pada akhirnya. Subsidi BBM yang kini telah dipangkas akan berdampak pada ekonomi domestik dalam waktu dekat.
"Besar kemungkinan pada waktu dekat ini, akan terjadi penurunan pada konsumsi dan kenaikan inflasi, tetapi dalam taraf yang moderat," katanya menjelaskan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Senin 5 September 2022
Menurut prediksinya, inflasi di Indonesia akan mengalami kenaikan hingga kisaran 6 sampai 8 persen. Hal ini diakibatkan ekspektasi inflasi yang memang dari awal telah terbentuk.
"Akan tetapi, itu tetap menjadi risiko nantinya bila ternyata lonjakannya sangat besar, apalagi melebihi pertumbuhan ekonomi yang kian memulih," ucap Adhitya.
Dia lantas menambahkan, nilai inflasi per Agustus 2022 diketahui sebesar 4,69 persen.
Persentase inilah yang kemudian memberi peluang kepada pembuat kebijakan moneter dalam meninjau kembali prospek inflasi.
“Perubahan (harga BBM) tersebut akan memiliki implikasi besar bagi rumah tangga dan usaha kecil karena bahan bakar bersubsidi menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan negara," katanya.
Artikel Rekomendasi