Pakar Kesehatan Sebut Daging Sapi PMK Bisa dikonsumsi Jelang Idhul Adha, Simak Penjelasanya

30 Juni 2022, 16:44 WIB
ilustrasi vaksin PMK. Sejumlah sapi di Purbalingga mulai divaksin, APakar kesehatan sebut daging Sapi PMK layak dikonsumsi jelang Idhul Adha 2022, simak penjelasan selengkapnya /Dok Dinkominfo Purbalingga

KABAR KEI - Menjelang Idul Adha 2022 ini hewan ternak yang selalu menjadi ternak kuraban kini menerima penyakit PMK.

Ternak kurban yang selalu menjadi berkah untuk pedagang sapi ini juga sangat memepngaruhi pedagang sapi di pasar tradisional.

Terkait dengan maraknya wabah PMK jelang Idhul Adha ini kemudia dijelaskan oleh salah satu pakar kesehatan Fakultas Kedokteran hewan Universitas Airlangga Surabaya, Prof Mustofa Helmi.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Sebut Daging Sapi PMK Bisa dikonsumsi Jelang Idhul Adha, Simak Penjelasanya

Menurutnya bahwadaging sapi yang terjangkit PMK aman untuk di konsumsi akan tetapi harus melalui proses pelayuan terlebih dahulu.

“Proses pelayuan adalah metode dimana daging sapi digantung terlebih dahulu sebelum di masak guna untuk menurunkan PH dari daging tersebut”, Ujar Prof. Mustofa, Rabu, 11 Mei 2022.

disclaimer artikel sebelumnya di Portalngajuk.com dengan judul "Dampak Wabah PMK ‘Penyakit Mulut dan Kuku’ Terhadap Pedagang Daging Sapi".

Baca Juga: Meilany F Tanlain, Srikandi Pertama Yang Duduki Jabatan Ketua PK Komcab Maluku Tenggara

Namun demikian tidak sedikit warga masih enggan untuk mengkonsumsi daging terutama daging sapi.

Di karenakan hewan ternak sapi lah yang paling banyak terjangkit virus PMK “penyakit mulut dan kuku” bahkan saat ini virus PMK sudah menyerang hewan ternak lainnya yaitu kambing.

Lalu bagaimanakah dampaknya wabah virus PMK terhadap para pedagang daging di pasar tradisional?

Baca Juga: Terbukti, Kinerja Ketua dan Panitia Muskomcab III PK Malra Sukses Hingga Lahirkan Ketua Baru!

Subagio (38) Salah satu pedagang daging sapi yang berjualan di pasar Ngoro, Kabupaten, Jombang, Jawa Timur yang berhasil tim PORTAL NGANJUK temui pada Kamis, 30 Juni 2022 yang mengaku terkena imbas dari wabah PMK ini.

“Mari covid, sakniki ganti PMK (habis covid, sekarang ganti PMK)”,ucapnya

Pedagang daging sapi di pasar tradisional kini banyak yang mengalami kerugian di karenakan omzet yang mereka dapatkan menurun drastis sejak adanya Covid dan sekarang sedang terjadi wabah PMK pada hewan ternak khususnya sapi.

Baca Juga: Jagan Ganti Baru Laptop Lemot, Cukup Servis Ringan Ini Bisa Kamu Gunakan Kembali, Simak 5 Caranya

 “nate rame sediluk mas, sing pas kolowingi sampun mboten di batesi jam dagange (sempat ramai sebentar mas, yang waktu kemarin sudah tidak di batasi jam dagangnya)”, ujar dia

Subagio juga mengaku jika sempat ramai lagi pembelinya saat dicabutnya peraturan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), namun sejak bulan Mei lalu pembelinya menurun kembali.

Tidak hanya itu harga daging sapi kini juga mengalami penurunan yang semula Rp105.000 per kilo kini hanya mencapai Rp75.000 per kilo.

Baca Juga: Jagan Ganti Baru Laptop Lemot, Cukup Servis Ringan Ini Bisa Kamu Gunakan Kembali, Simak 5 Caranya

Dan juga untuk mendapatkan daging sapi lokal yang sehat kini mengalami kesulitan.

Di karenakan pasokan daging sapi mengalami penurunan karena banyaknya sapi yang mati disebabkan terjangkit PMK.

Sedangkan harga daging sapi impor yang sehat harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga daging sapi lokal.

“harapane gih pemerintah saget nangani masalah PMK niki mas, cekne saget normal malih regine daginge terus gih gampang pados daging sapine (harapannya ya pemerintah bisa menangani masalah PMK ini mas, biar dapat normal kembali harga dagingnya dan juga biar mudah dalam mendapatkan daging sapinya”,ujarnya.

Baca Juga: Jagan Ganti Baru Laptop Lemot, Cukup Servis Ringan Ini Bisa Kamu Gunakan Kembali, Simak 5 Caranya

Oleh karena itu diharapkan pemerintah bisa segera menangani masalah ekonomi yang saat ini sedang terjadi di Indonesia, karena ekonomi sangat penting dan besar dampaknya terhadap kemakmuran rakyat Indonesia.(Shindu Mahlendra/Portalngajuk.com)***

Editor: Mario Marlon

Tags

Terkini

Terpopuler