China Terancam Kekeringan

- 18 Agustus 2022, 23:18 WIB
Ilustrasi panas matahari
Ilustrasi panas matahari /pixbay/Teras gorontalo

KABAR KEI- Fenomena Krisis iklim kini sedang terjadi di beberapa negara di dunia, termasuk China.

Bahkan China dikabarkan hadapi gelombang panas terparah sepanjang sejarah yang mengancam sumber kehidupan.

Sungai dan waduk di China terancam alami kekeringan.

Baca Juga: Simak Cara Penukaran Uang Baru Lewat Aplikasi

Hal ini mengancam hasil panen dan memaksa industri di China untuk tutup karena konsumsi listrik yang dibatasi.

Disclaimer dari PIKIRAN RAKYAT "China Ditampar Krisis, Hadapi Gelombang Panas Terparah Sepanjang Sejarah"

Ketegangan baru harus terjadi lagi, setelah sebelumnya pandemi menampar kondisi ekonomi di China.

Dilaporkan media pemerintah China, Global Times beberapa wilayah di Negeri Bambu itu mencapai suhu 40 derajat celcius.

Otoritas meteorologi negara itu terus mengeluarkan peringatan suhu tinggi selama 25 hari berturut-turut, dan ahli meteorologi percaya musim panas 2022 telah menjadi gelombang panas terkuat dalam enam dekade.

Salah satu daerah yang paling terdampak adalah provinsi Sichuan di barat daya China, beberapa pabrik memutuskan untuk tutup selama enam hari untuk mengurangi kekurangan listrik.

Pejabat Sichuan juga buka suara dan meminta agar pasokan listrik lebih banyak disalurkan kepada masyarakat dibandingkan bidang usaha seperti pabrik.

Keputusan untuk menangguhkan produksi di Sichuan itu berdampak pada 'lima industri pilar' di provinsi tersebut termasuk teknologi informasi, manufaktur, makanan dan minuman, bahan-bahan canggih, dan industri energi dan kimia.

Ketergantungan Sichuan pada tenaga air tidak membantu karena suhu tinggi dan kekeringan musim panas ini telah membatasi pembangkit listrik tenaga air dan memperburuk krisis listrik.

Suhu tinggi dan kekeringan tahun ini adalah yang terburuk dalam catatan, dan musim panas diperkirakan akan berlanjut selama satu minggu ke depan.

Aliran air ke waduk pembangkit listrik tenaga air turun 50% sejak awal Agustus dibandingkan dengan tingkat rata-rata historis karena cuaca panas mendorong permintaan listrik, kata pernyataan pemerintah Sichuan.

Langkah-langkah darurat telah diperkenalkan di cekungan sungai Yangtze yang dilanda kekeringan, yang terpanjang di China, di mana pemerintah setempat melakukan penyemaian awan untuk meningkatkan ketinggian air setelah tingkat turun dengan cepat dalam beberapa hari terakhir.

Observatorium nasional China pada hari Rabu memperbarui peringatan merah untuk suhu tinggi, peringatan paling parah dalam sistem peringatan cuaca empat tingkatnya, ketika gelombang panas yang terik menyapu banyak wilayah.

Pada siang hari pada hari Rabu, sebagian Shaanxi, Anhui, Hubei, Hunan, Jiangxi, Zhejiang, Shanghai, Fujian, Sichuan, Chongqing, Guizhou, Guangxi dan Guangdong diperkirakan akan mengalami suhu tinggi 35 hingga 39°C.

Suhu di beberapa bagian Sichuan, Chongqing, Hunan, Jiangxi, dan Zhejiang dapat melampaui 40 derajat celcius.

“Suhu tinggi yang tiba lebih awal dari biasanya dan berlangsung lebih lama tahun ini di Tiongkok dapat menjadi lebih umum di tahun-tahun mendatang karena dunia terus memanas,” ucap Chen Lijuan, kepala peramal dari Pusat Iklim Nasional, mengatakan kepada kantor berita.

Jarang sekali gelombang panas yang begitu kuat mempengaruhi area yang luas, kata Chen.(Puteri Ratnasari/Pikiran Rakyat).***

Editor: Aurelya Angelyna Hamdary

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah