Hadapi Kelaparan Dan Perubahan Iklim Drastis, Bill Gates : Ada Harapan Dan Peluang Dalam Inovasi

15 September 2022, 03:59 WIB
ilustrasi kelaparan /ANTARA

 

KABAR KEI- Terjadinya peperangan antar Ukraina dan Rusia serta Menghadapi situasi bencana perubahan iklim setiap negara dapat mengakibatkan badai kelaparan di berbagau negara.

Pada 25 September 2015, di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, 193 pemimpin dunia berkomitmen pada serangkaian tujuan dan target ambisius untuk mengakhiri kemiskinan, memerangi ketidaksetaraan dan ketidakadilan, dan memperbaiki perubahan iklim pada tahun 2030.

Hal itu tentu harus dilakukan, karena hal itu menyangkut jutaan nyawa serta kelangsungan hidup populasi manusia di muka bumi.

Baca Juga: AS Kirim Bantuan Pascabanjir Pakistan

Menurut laporan tahunan Goalkeepers yang diterbitkan pada 13 September 2013,

“Dunia perlu mempercepat kemajuan lima kali lebih cepat untuk mencapai tenggat waktu 2030. Ini mungkin terdengar seperti prognosis yang menyedihkan,” tulis Bill Gates dan Melinda French Gates dalam pengantar laporan, tetapi mereka menambahkan bahwa ada harapan dan peluang nyata dalam inovasi.

Disclaimer dari PIKIRAN RAKYAT "Menghadapi Kelaparan dan Perubahan Iklim Drastis, Bill Gates: Negara Kaya Harus Membantu"

Baca Juga: Hadapi Kelaparan Dan Perubahan Iklim Drastis, Bill Gates : Ada Harapan Dan Peluang Dalam Inovasi

Pada saat merilis laporan, salah satu media luar, TIME berbicara dengan Bill Gates tentang langkah selanjutnya. Pesan utama yang disampaikan oleh Bill Gates adalah memprioritaskan Afrika terlepas dari ketegangan ekonomi pascapandemi, perubahan iklim, dan perang di Ukraina.

“Karena ini menyangkut jutaan nyawa, kondisi Afrika sekarang lebih kritis daripada sebelumnya.”

Baca Juga: Korea Selatan Akan Ciptakan Matahari Buatan

Media TIME juga menuliskan bahwa Perang di Ukraina telah mengganggu rantai pasokan makanan secara global, membawa beberapa negara ke ambang kelaparan. Media ini juga bertanya kepada Bill Gates tentang tanaman jagung di Afrika mempengaruhi sepertiga kalori di benua tersebut, namun pada akhir decade tanaman jagung di Afrika berkurang 25%, sehingga seberapa besar ancaman perubahan iklim?

“Panas adalah sebuah ancaman seperti musuh. Suhu yang terlalu tinggi dapat menggangu produktivitas jagung yang akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan stok pangan. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka solusinya yaitu Anda akhirnya harus beralih ke sesuatu seperti sorgum [biji-bijian sereal berprotein tinggi]. Sekarang, kita tidak hanya menghadapi pertumbuhan penduduk, tetapi juga perubahan iklim, yang tentu saja disebabkan oleh negara-negara kaya tetapi jauh lebih akut dalam masalah yang ditimbulkannya pada petani subsisten yang miskin,” kata Bill Gates menjawab pertanyaan tersebut.

Baca Juga: Korea Selatan Akan Ciptakan Matahari Buatan

Jadi, apa cara terbaik untuk memerangi ini?

“Tentu saja, Anda harus memberikan bantuan makanan, tetapi itu bukan solusinya. Anda akan kembali memberikan bantuan makanan lagi dan lagi karena (pertumbuhan) populasi dan (perubahan) iklim. Jadi, kami mengatakan bahwa kami perlu membuat Afrika mandiri.

Produktivitas pangan Afrika adalah sekitar seperempat dari apa yang dapat dicapai oleh negara-negara kaya, termasuk AS. Itu tragis karena Afrika harus menjadi pengekspor makanan bersih karena biaya tanah dan biaya tenaga kerja sangat rendah. Jika Anda tidak memiliki sistem kredit untuk membeli benih, pupuk, dan pestisida yang lebih baik, dan Anda tidak mendidik petani (baik petani laki-laki maupun perempuan), maka Anda tidak mendapatkan produktivitas ekstra ini. Jika mereka memiliki bahan yang tepat, mereka akan mendapat manfaat dari aset tersebut,” kata Bill Gates.

Jika donasi bukanlah solusi, lalu apa?

Baca Juga: Resep Udang saus pedas Enak Dan Mudah Cara Buatnya

Dimulai dengan benih yang lebih baik. Bill Gates menginginkan Revolusi Hijau intervensi ilmu tanaman yang mengubah pertanian Asia pada 1970-an untuk Afrika. Bill Gates menyatakan bahwa pihaknya peduli dengan adaptasi iklim, namun pihak Bill Gates belum sepenuhnya mendanai penelitian benih yang beradaptasi dengan iklim dan dia menyatakan belum mendanai pendidikan petani. Ini adalah tragedi.

Apa saja intervensi atau inovasi teknologi yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan benih yang lebih berkualitas?

“Beberapa dari benih ini sebenarnya bukan transgenik penuh. Beberapa dari mereka menggunakan apa yang disebut penyuntingan gen, yang tidak berbeda dengan persilangan biasa. Tetapi dalam contoh kacang-kacangan Anda bisavmengambil gen dari kedelai dan memindahkannya ke tanaman lain sehingga akan ada standar peraturan yang tinggi. Di daerah di mana perubahan iklim berubah sangat pesat, tingkat kekurangan gizi yang sangat tinggi dan kelaparan yang terancam, negara-negara tersebut harus melihat catatan keamanan dan melihat data dan dapat menggunakan benih modern. Sama seperti vaksin pada titik tertentu Anda harus mengatakan, “Oke, kami memiliki data keamanan, kami tidak ingin kelaparan, jadi ayo lanjutkan.” kata Bill Gates. (Anggita Adi Sumadi/Pikiran Rakyat)***

Editor: Aurelya Angelyna Hamdary

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler