Frontal, Ganjar Pranowo Semprot Kemenag Soal Kelangkaan dan Naiknya Harga Minyak Goreng

- 23 Maret 2022, 21:59 WIB
Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo /Humas Provinsi Jateng

KABARKEI.COM – Terkait dengan kelangkaan minyak goreng di Indonesia, juga semakin marak disoroti, apalagi jelang bulan puasa yang dalam waktu dekat diumumkan.

Kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng ini juga menuai berbagai sorotan dari publik hingga tokoh masyarakat.

Kritikan tersebut dating dari Ganjar Pranowo yang secara frontal mengatakan jika kebijakan penyesuaian harga dan subsidi minyak goreng tidak sesuai.

Baca Juga: BMKG Akan Amati Penentuan Awal Bulan Ramadan Tertanggal Jumat 1 April 2022 Mendatang

Hal tersebut dikatakan Ganjar Pranowo ketika saat kunjungan perwakilan Kemenag dalam forum High Level Meeting (HLM) 'Mitigasi Risiko Tekanan Harga dan Pasokan Komoditsa Global terhadap Inflasi Jawa Tengah' di Gumaya Tower Hotel, Selasa 22 Maret 2022.

 “Mohon maaf pak silahkan disampaikan ke Pak Mendag atau Menko. Kita tidak bisa lagi seperti ini karena muka pemerintah hari ini ditampar habis-habisan,” kata Ganjar.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul “Ganjar Semprot Kemendag Soal Minyak Goreng: Saya Malu, Kita Seperti Tikus Mati di Lumbung Padi”

Baca Juga: Mengejutkan! Kesaksian Warga Belarusia Tentang Gugurnya Pasukan Rusia, Simak Faktanya

Ganjar mengatakan, kebijakan penyesuaian harga dan subsidi minyak goreng tidak sesuai.

Kelangkaan minyak goreng ini ibarat tikus mati di lumbung padi.

“Kita ini produsen sawit terbesar, produsen minyak goreng terbesar dan kita seperti tikus mati di lumbung padi. Mohon maaf kalau kalimat saya kurang berkenan, karena kita kebingungan di daerah karena semua produksi dan kebijakannya ada di pusat,” ujar Ganjar.

Baca Juga: Cek Fakta: Ibu Gorok Leher Anaknya, Ternyata Punya Mantan Suami Seorang Satpam

Apabila kebijakan atau tindakan ekstrem tidak diambil, Ganjar mengatakan kondisi yang sudah terjadi sejak akhir tahun lalu akan berlangsung lebih lama.

"Mohon maaf pak rasanya saya sebagai gubernur saja ikut malu. Maaf sekali lagi ini harus saya sampaikan, karena mungkin suara saya mewakili banyak orang," katanya.

Ganjar mengusulkan Kemendag untuk mengatur perusahaan produsen minyak goreng.

Baca Juga: Sempat Panik, Situs Pro-Kremlin Rusia Kehilangan 10.000 Pasukan Lebih, Simak Faktanya!

"Kalau kaitannya harga minyak dunia, mari untuk merah putih tidak mengambil untung banyak-banyak, ini soal moralitas dan saya yakin kementerian perdagangan bisa melakukan itu," tegasnya.

Ditemui usai rapat, Ganjar mengatakan salah satu tindakan yang bisa diambil adalah dengan mengendalikan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 20 persen.

Idenya, adalah membebankan distribusi pada perusahaan.

Baca Juga: Dalami Kasus Ibu Gorok Anak, Dokter Jiwa Sebut KU Masih Ingat Masa Lalunya

“Tadi ide yang paling bagus adalah siapa yang mengawasi, siapa yang mengawasi? yang mengawasi adalah produsen sendiri, bukan dari kita, mereka yang mengawasi dan harus sampai pada rakyat,” ucap Ganjar.

“Jadi mereka dibebani, mohon maaf ini para pengusaha minyak goreng ya. Dibebani usaha untuk mendistribusikan kepada konsumen sehingga harganya bisa 14 ribu, ini menurut saya penting,” imbuhnya.

Selain itu, Ganjar mengatakan, penanganan harga minyak goreng yang fluktuatif tidak bisa terus melihat dari sisi hilir.

Baca Juga: Diduga Bawa Toples Isi Ganja Saat Nonton MotoGP Mandalika, Pria Asal Jakarta diamankan Polres Lombok Tengah

Justru penanganan dari sisi hulu adalah poin paling penting.

“Maka saya minta teman-teman dari perhutani untuk menyiapkan lahan bekerjasama dengan distan kita agar kita bisa tanam. Ini mestinya kita mengambil tindakan, aturan yang bisa menguntungkan petani juga dan sinergi dengan mereka,” katanya.

Sebab, fluktuasi harga minyak goreng mulai mempengaruhi komoditas lain. Untuk itu, lanjut Ganjar, pemerintah juga mesti menyiapkan alternatif dan mengedukasi masyarakat.

Baca Juga: Cek Fakta: Ketika Khalifah Umar bin Khattab Resmi Memecat Sang Panglima Perang Khalid bin Walid, Yuk Simak!

“Termasuk daging kerbau yang ada 70 ton di Jawa Tengah punya bulog, itu kita siapkan. Kalau daging sapinya tinggi ya kita edukasi, ini ada daging kerbau beku nih, segera beli. Cuma 70ribu harganya lebih murah. Jadi artinya dari sisi stok aman tapi harga yang masih fluktuatif nah ini yang coba kita kendalikan dengan rapat tadi,” tandas Ganjar.

Dalam acara itu, perwakilan Kemendag RI, Direktur Barang Kebutuhan Pokok & Barang Penting Isy Karim, ikut hadir secara virtual.( Ambar Adi Winarso /Pikiran-rakyat.com)***

Editor: Mario Marlon


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah