Terancam Punah, Peneliti Bahasa Ajak Masyarakat Maluku Gunakan Bahasa Daerah.

- 4 November 2021, 14:46 WIB
Dialog Interaktif "Bahasa dan Hukum: Bahasa Hukum dan Hukum Bahasa" digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku sebagai upaya untuk perlindungan bahasa daerah dan mendorong penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik, Rabu (3/10/2021)
Dialog Interaktif "Bahasa dan Hukum: Bahasa Hukum dan Hukum Bahasa" digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku sebagai upaya untuk perlindungan bahasa daerah dan mendorong penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik, Rabu (3/10/2021) /(ANTARA/Shariva Alaidrus)

KABAR KEI - Peneliti Bahasa Kantor Bahasa Maluku Harlin Turiah mengajak masyarakat Maluku gunakan bahasa daerah yang terancam punah.

Dilansir dari Antara News Ambon, Turiah menerangkan, beberapa bahasa daerah di Maluku terancam punah tergerus zaman akibat semakin sedikitnya jumlah penutur asli di kalangan muda dan kurangnya upaya untuk pelestarian maupun revitalisasi.

"Sesama suku gunakanlah bahasa daerah, berbeda suku gunakan bahasa Indonesia, kalau berbeda negara maka gunakan bahasa asing," ajak Turiah.

Baca Juga: Ditawari Masuk Politik, Cinta Laura: Aku Tak Ingin Jadi Pemimpin Kurang Pengalaman.

Selain itu Turiah menegaskan, penutur asli bertanggung jawab terhadap bahasa daerahnya jadi harus direvitalisasi dan dituturkan sehari-hari, baik secara formal maupun non formal di lembaga pendidikan atau di pertemuan adat.

"Beberapa bahasa daerah Maluku terancam punah. Ini seharusnya segera diantisipasi karena lama-lama bahasa yang seharusnya menjadi bagian dari kebudayaan menghilang begitu saja," kata Peneliti Bahasa dari Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Harlin Turiah di Ambon baru-baru ini.

Dia mengatakan, dibandingkan dengan provinsi lainnya, terutama kawasan timur Indonesia seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur, bahasa asli daerah Maluku berada di urutan pertama yang terancam punah seiring perkembangan zaman.

Baca Juga: Atdikbud Canberra Akui Semangat Belajar Bahasa Indonesia di Australia.

Selain semakin sedikitnya jumlah penutur asli di kalangan muda, kurangnya upaya pemerintah dan masyarakat setempat untuk melestarikan dan melindungi bahasa daerah melalui pembelajaran sehari-hari menjadi faktor utama kepunahan.

Halaman:

Editor: Hendrik Emanel

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x