Network
KABAR KEI - Kasus cacar monyet yang beberapa waktu lalu menakutkan menyerang manusia terutama orang dewasa, kini telah menyerang anak-anak.
Untuk itu, orang tua sudah harus waspada terhadap gejala yang ditimbulkan oleh cacar monyet tersebut.
Cacar monyet sendiri adalah penyakit cacar yang disebabkan oleh virus monkeypox.
Baca Juga: Mudah Stres? Ikuti Cara Ini Buat Sembuh
Kasus cacar monyet telah ditemukan pada seorang balita asal California pada Jumat 22 Juli 2022.
"Dua kasus cacar monyet di Amerika Serikat telah ditemukan pada anak-anak untuk pertama kalinya. Kasus tersebut menimpa seorang balita di California dan bayi yang bukan warga Amerika Serikat (AS)," ujar Dr. Jennifer McQuiston, Wakil Direktur Divisi Patogen dan Patologi Konsekuensi Tinggi CDC.
Dr. Jennifer McQuiston menjelaskan bahwa 99 persen dari 2.891 kasus cacar monyet ditemukan hanya terjadi pada kaum LGBT, biseksual dan transgender yang sering terinfeksi. Tetapi kali ini kasus tersebut sudah ditemukan pada anak-anak.
Baca Juga: Sunscreen Low Budget Untuk Kulit Glowing Maksimal
Cacar monyet sendiri adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus monkeypox ini pertama kali ditemukan di wilayah Afrika Tengah dan Barat.
Cacar monyet (monkeypox) termasuk dalam kategori zoonosis, dimana cara penularannya biasanya berasal dari hewan-hewan pengerat atau primata kepada manusia.
Gejala Cacar Monyet
Beberapa gejala dari cacar monyet ini mirip seperti kebanyakan virus lainnya.
Gejala awalnya biasanya seperti flu, batuk, sakit kepala, demam, kedinginan, ingusan, dan kelelahan.
Gejala lainnya biasanya menyebabkan nyeri otot dan sendi hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca Juga: Tips Ampuh Turunkan Berat Badan Dengan Teh Hijau, Simak Caranya
Cacar monyet juga sering kali menimbulkan gejala pada kulit seperti munculnya lesi atau lenting yang berisi nanah.
Dan orang yang sudah terinfeksi cacar monyet biasanya akan mengalami beberapa ruam yang timbul di berbagai area tubuh salah satunya di sekitar genital dan membran mukosa atau selaput lendir.
Namun perlu juga diketahui, gejala bisa saja berubah dari kasus ke kasus.
Jika sudah mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan diatas, maka sebaiknya segera isolasi mandiri di rumah dan membatasi kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Atau jika masih merasa khawatir, segera hubungi dokter untuk meminta saran, pengujian, hingga perawatan medis. (Imania Romlani/Lingkarmadura.com)***
Artikel Rekomendasi