Sebelumnya, Pemerintah Pakistan telah mengumumkan keadaan darurat untuk menghadapi banjir bandang yang disebabkan oleh muson tersebut. Peringatan tersebut telah dikeluarkan sejak Juni 2022, lalu.
Adapun, 33 juta warga telah mengungsi ke tempat yang jauh lebih aman di sekitar wilayah Pakistan. Meski demikian, Pemerintah Pakistan masih belum bisa mengevakuasi sejumlah wilayah yang aksesnya terbatas.
Sebagai informasi, untuk menangani peristiwa alam tersebut, Pakistan pun meminta bantuan kepada sejumlah negara sahabat hingga lembaga-lembaga keuangan internasional.
Hal itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Pakistan Shahbaz Sharif beberapa waktu lalu.
"Hujan yang terus mengguyur telah menyebabkan kehancuran di seluruh penjuru negeri," katanya.
Meski demikian, segala upaya Pemerintah Pakistan untuk menangani banjir bandang ini tetap mendapatkan protes dari masyarakat.
Beberapa warga Pakistan menggelar demo hingga memblokir sejumlah jalan di wilayah tersebut. Diketahui, jalanan yang diblokir itu merupakan jalan aman satu-satunya antara Hyderabad, Karachi, Sindh utara dan seluruh Pakistan di Naseerabad.
Tak hanya soal banjir bandang, Pakistan juga dihadapkan dengan insiden tanah longsor yang menewaskan tiga warganya.
Sebagai informasi, banjir bandang yang terjadi di wilayah Pakistan itu tercatat sebagai banjir terparah sejak tahun 2010, lalu. Saat itu, banjir bandang di Pakistan menewaskan hingga 2.000 orang.( Egista Hidayah/PIKIRAN RAKYAT).***
Artikel Rekomendasi