Akan Ada Hujan Meteor Di Malam Satu Suro

- 26 Juli 2022, 07:02 WIB
Ilustrasi malam satu suro
Ilustrasi malam satu suro /Pikiran Rakyat

Baca Juga: Pakai Batas, Tiktok Tak Bisa Lagi Digunakan Anak Di Bawah Umur

1. Ritual Penyucian Pusaka
Menurut kepercayaan yang diyakini oleh sebagian kalangan, malam satu Suro merupakan malam yang bisa dikatakan hari "lebarannya" makhluk gaib, dimana energi negatif dan sengkala atau yang biasa disebut “balak” oleh orang Jawa banyak

sekali muncul.
Selain itu, Malam Satu Suro ini juga seringkali dimanfaatkan oleh orang yang dianugerahi ilmu kanuragan, kedigdayaan atau ilmu-ilmu yang dimiliki oleh paranormal pada umumnya, setiap paranormal memiliki kegiatan atau tirakat tersendiri dalam memanfaatkan malam keramat ini.

Sebab Malam Satu Suro dipercaya merupakan malam yang sangat baik untuk para pemilik pusaka untuk mencucinya atau yang disebut penjamasan pusaka dan ritual kungkum

Selain itu, ada pula yang melakukan ritual pati geni, puasa ngebleng ada juga yang melakukan ritual larung kepala kerbau di lautan, bahkan ada yang melakukan siraman misalnya mengumpulkan keluarga yang masih 7 turunan untuk ritual ini dan masih banyak lagi kegiatan mistis lainnya, tujuannya tak lain berdoa untuk mendapatkan keselamatan.

2. Melakukan Tapa Bisu
Ritual yang menjadi kepercayaan sebagian masyarakat Jawa. Tapa bisu ini dilakukan dengan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta, dan tidak boleh berbicara.
Selain itu, saat menjalankan ritual ini dilarang untuk makan, minum, maupun merokok.

3. Mitos Tidak Pergi Jauh
Bagi masyarakat Jawa, bulan Muharram atau bulan Suro dianggap sebagai waktu untuk merenungi perbuatan dalam kehidupan.

Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak beribadah di rumah. Dari sini, munculah mitos bahwa pada malam satu Suro, sebaiknya tidak bepergian keluar rumah karena malam yang diyakini penuh mistis dan keangkeran.

Jika melanggar larangan itu, mitosnya adalah ia akan mengalami kesialan

4. Mitos Tidak Menggelar Hajatan
Memasuki bulan Muharram atau bulan Suro, masyarakat Jawa percaya bahwa menggelar acara besar atau hajatan akan membawa hal buruk.

Halaman:

Editor: Aurelya Angelyna Hamdary

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah